Sabtu, 21 Mac 2009

Virus maksiat!!!!

Assalamualaikum.... Kali ini kita kongsi tentang virus maksiat yang akan menyebabkan hati mati. Dimana, sesungguhnya seorang hamba jika melakukan dosa, maka terbentuklah noda hitam dalam hatinya. Jika ia melepaskan dosa, istighfar dan taubat, bersihlah hatinya. Ketika mengulangi dosa lagi, bertambahlah noda hitamnya, sehingga menguasai hati. Itulah yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Untuk menghindarkan diri dari terjebak ke lembah kemaksiatan, manusia harus melakukan ketiga-tiganya, yaitu:

  1. Menguatkan keimanan dan hubungan hati dengan Allah swt. dengan sentiasa mengikhlaskan segala amal perbuatan hanya karena Allah.
  2. Mengendalikan rasa marah, kerana marah merupakan sumber dari kezaliman yang dilakukan oleh manusia.
  3. Menahan diri dari syahwat yang menggoda manusia sehingga tidak jatuh kepada perbuatan zina dan maksiat.

Beberapa pengaruh maksiat diantaranya:

1. Lalai dan keras hati

Al-Qur’an menyebut bahawa orang-orang yang bermaksiat hatinya akan menjadi keras membatu.

“Kerana mereka melanggar janjinya, kami kutuki mereka, dan kami jadikan hati mereka keras membatu. mereka suka mengubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebahagian dari apa yang mereka Telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) sentiasa akan melihat pengkhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), Maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Ma-idah: 13)

Berkata Ibnu Mas’ud r.a., “Saya menyakini bahwa seseorang lupa pada ilmu yang sudah dikuasainya, kerana dosa yang dilakukan.”

Orang yang banyak melakukan dosa, hatinya keras, tidak sensitif, dan susah diingatkan. Itu suatu musibah yang terbesar. Bahkan disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa orang yang sentiasa berbuat dosa, hatinya akan dikunci mati, sehingga keimanan tidak dapat masuk, dan kekufuran tidak dapat keluar.

2. Terhalang dari ilmu dari rezeki

Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba diharamkan mendapat rezeki kerana dosa yang dilakukannya” (HR Ibnu Majah dan Hakim)

Berkata Imam As-Syafi’i, “Saya mengadu pada Waqi’i tentang buruknya hafalanku. Beliau menasihatiku agar meninggalkan maksiat. Dan memberitahuku bahwa ilmu adalah cahaya. Dan cahaya Allah tidak diberikan kepada orang yang bermaksiat.”

Orang yang banyak melakukan dosa waktunya banyak dihabiskan untuk hal-hal yang kecil dan tidak berguna. Tidak untuk mencari ilmu yang bermanfaat, tidak juga untuk mendapatkan nafkah yang halal. Banyak manusia yang masuk dalam model ini. Banyak yang menghabiskan waktunya di meja judi dengan menikmati minuman haram dan disampingnya para wanita murahan yang tidak mempunyai rasa malu. Sebahagian yang lain asyik dengan hobinya. Ada yang hobi memelihara burung atau binatang peliharaan yang lain. Sebahagian lain, ada yang hobinya mengumpulkan barang antik meskipun harus mengeluarkan duit yang tak sedikit. Sebagian yang lain hobi belanja atau sibuk ulang-alik ke salon kecantikan. Seperti itulah kualiti hidup mereka.

3. Kematian hati dan kegelapan di wajah

Berkata Abdullah bin Al-Mubarak, “Saya melihat dosa-dosa itu mematikan hati dan mewariskan kehinaan bagi mereka yang melakukannya. Meninggalkan dosa-dosa menyebabkan hidupnya hati. Sebaik-baiknya bagi dirimu meninggalkannya. Bukankah yang menghancurkan agama itu tidak lain para penguasa dan ahli agama yang jahat dan para rahib.”

Sungguh suatu malapetaka yang besar jika hati seseorang itu mati disebabkan kerana dosa-dosa yang dilakukannya. Dan perangkap dosa yang dikejar oleh majoriti manusia adalah harta dan kekuasaan. Mereka mengejar harta dan kekuasaan seperti serangga masuk ke dalam unggun api.

Tanda seorang bergelumang dengan dosa terlihat di wajahnya. Wajah orang-orang yang jauh dari air wudhu dan cahaya Al-Qur’an adalah gelap tidak elok dipandang.

4. Terhalang dari penerapan hukum Allah

Penerapan hukum Allah berupa syariat Islam di muka bumi adalah rahmat dan kurnia Allah dan memberikan keberkahan bagi penduduknya. Ketika masyarakat kebanyakannya yang melakukan kemaksiatan, maka mereka akan terhalang dari rahmat Islam tersebut. (Lihat Al-Maa-idah: 49 dan Al-A’raaf: 96)

5. Hilangnya nikmat Allah dan potensi kekuatan

Di antara nikmat yang paling besar yang diberikan Allah kepada hamba-Nya adalah pertolongan dan kemenangan. Sejarah telah membuktikan bahwa pertolongan Allah dan kemenangan-Nya diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang taat. Sebaliknya, kekalahan dan kehancuran disebabkan kerana maksiat dan ketidaktaatan.

Kisah Perang Uhud seharusnya menjadi pelajaran bagi orang-orang beriman. Ketika sebahagian pasukan perang sibuk mengejar harta rampasan dan begitu juga pasukan pemanah turun dari gunung ikut untuk memrebut harta rampasan. maka terjadilah musibah luar biasa. Korban berguguran di kalangan umat Islam. Rasulullah saw. pun berdarah-darah dan terluka.

Kisah penghancuran Kota Baghdad oleh pasukan Tartar juga terjadi kerana umat Islam bergelumang dengan kemaksiatan. Khilafah Islam pun runtuh, selain dari faktor adanya konspirasi internasional yang melibatkan Inggeris, Amerika Syarikat, dan Israel, kerana umat Islam berpecah belah dan kemaksiatan yang mereka lakukan.

Umar bin Khattab berwasiat ketika melepaskan tenteranya berperang: ”Dosa yang dilakukan tentara (Islam) lebih aku takuti dari musuh mereka. Sesungguhnya umat Islam dimenangkan karena maksiat musuh mereka kepada Allah. Kalau tidak demikian kita tidak mempunyai kekuatan, kerana jumlah kita tidak sepadan dengan jumlah mereka, kelengkapan kita tidaklah dapat manandingi dengan kelengkapan mereka. Jika kita sama dalam berbuat maksiat, maka mereka lebih memiliki kekuatan. Jika kita tidak dimenangkan dengan keutamaan kita, maka kita tidak dapat mengalahkan mereka dengan kekuatan kita.”

Oleh kerana itu umat Islam dan para pemimpinnya harus berhati-hati dari terjebak dengan cinta dunia dan cita-cita kekuasaan. Jauhi segala harta yang meragukan apalagi yang jelas haramnya. Kerana harta yang syubhat dan meragukan, tidak akan membawa keberkahan dan akan menimbulkan perpecahan serta fitnah. Kemaksiatan yang dilakukan oleh individu, keluarga, dan masyarakat akan menimbulkan hilangnya nikmat yang telah diraih dan akan diraih. Dan melemahkan segala potensi kekuatan. Waspadalah!

wassalam...

4 ulasan:

  1. Benteng hati dengan Al-Quran dan Hadis...

    BalasPadam
  2. artikel yang bermanfaat...
    jadi koreksi diri saya sendiri.
    lam kenal

    BalasPadam
  3. hati mati ubatnya adalah iman... so sblm matinya hati mari kita rajin2 chek n jaga hati masing2.

    BalasPadam
  4. “Saya mengadu pada Waqi’i tentang buruknya hafalanku. Beliau menasihatiku agar meninggalkan maksiat. Dan memberitahuku bahwa ilmu adalah cahaya. Dan cahaya Allah tidak diberikan kepada orang yang bermaksiat.”

    macam penah dgr je syair ni..syair imam syafie,ustaz ana penah sebut psl syair ni..

    BalasPadam